Dengan apa harus dibayar nyawa “manusia” ?
Lensafakta.com, Purwakarta – Beberapa waktu yang lalu, jagat pemberitaan media online sempat diramaikan oleh berita meninggalnya seorang tahanan di Rutan Polres Purwakarta, Yusev Amanat (YA) meninggal secara “tak wajar” dalam masa proses hukuman yang sedang ia jalani.
Realitanya, pemberitaan “seolah-olah” hanya ramai sesaat saja, menimbulkan banyak opini, pro dan kontra.
Semangat para jurnalis untuk mengungkap fakta dibalik realita yang terjadi awalnya menggebu-gebu, kini hilang perlahan bak air pasang yang surut.
Ironisnya,, bahkan mereka yang katanya “keluarga” korban pun berbalik 180° merubah haluan dengan ALIBI “SUDAH MEMAAFKAN”,,
dengan membuat video “klarifikasi”,, ada apa sebenarnya???
Mungkin, bagi mereka yang tidak mengalami langsung menganggap ini hal biasa-biasa saja.
Namun bayangkan, jika hal ini terjadi pada dirimu atau keluarga mu?
Luka lembam, darah segar yg mengalir , serta airmata mengering sudah cukup menjadi pertanda YA menahan betapa sakitnya penyiksaan yang ia alami.
Pasalnya, sebelum kematiannya, YA dalam kondisi sehat wal’afiat dan segar bugar
(Kesaksian istri korban-Red)
Hey bung..!! buka mata kita lebar-lebar, ini nyawa MANUSIA bukan Hewan..!
Dimana letak hati nurani kita jika kejadian ini hanya dibiarkan begitu saja??????
Pada akhirnya, saya mulai mempertanyakan apakah semua kebungkaman ini hanya soal uang ?
Terlepas dari segala kesalahan yang YA perbuat, apakah pantas nyawa manusia menjadi bayarannya?
Terlalu banyak tanda tanya, apa yang sebenarnya terjadi..
Wahai tuan – tuan yang duduk berpangku tangan diatas kursi jabatan hanya bungkam dan berpangku tangan, duhai tuan yang punya segudang pangkat dan jabatan, apakah anda telah diperbudak jabatan sehingga membutakan hati dan nurani anda??
Saat tirani kedustaan mulai terkuak, dan kebenaran mulai menemukan jalan, saat kami para jurnalis yang masih teguh “MENYUARAKAN” fakta yang terjadi, berbagai macam INTERVENSI dan ANCAMAN pun kami terima.
Yaa, jangan heran, kita sudah masuk pada zamannya kebenaran dibungkam dan kesedihan hanya menjadi tontonan publik.
Lalu, DENGAN APA HARUS DIBAYAR HARGA SEBUAH NYAWA MANUSIA ?
•RENDY RAHMANTHA YUSRI•
(Pemimpin Redaksi Lensafakta.com)
LSM kompak cibatu
23 Januari 2023 @ 10:48 AM
Lanjut kan perjuangan nya bang demi kemanusiaan
lensafakta
23 Januari 2023 @ 4:10 PM
Siap, insyaAllah akan terus berjanjut.