Tak pernah membayangkan saudara angkat menjadi pelaku utama penggelapan mobil miliknya, ibu Ida kecewa berat..!

Lensafakta.com,
Bekasi, 23 Agustus 2023 I kejahatan di bukan hanya karena niat pelakunya tapi juga karena ada kesempatan. Pesan bang napi yang kerap kita dengar disalah satu stasiun TV.
Seharusnya peringatan itu dapat mengingatkan kita agar lebih hati-hati dan waspada terhadap siapapun.
Belum lama ini seorang ibu di daerah pondok melati kota Bekasi menangis meratapi nasib buruk yang menimpa dirinya.
Pasalnya orang yang selama ini dekat dengannya dan bahkan sudah dianggap saudara oleh ibu Ida dan keluarganya tega melakukan hal yang merugikan yaitu menggelapkan mobil miliknya (ibu ida.red)
Berawal dari ibu Ida (korban) mengenal ikhfit (pelaku) dari relasi usaha yang dia bangun. Kemudian karna sipelaku bersikap baik sehingga ibu Ida berbaik hati untuk menerima sipelaku ditengah-tengah keluarga nya dan menganggap sipelaku seperti saudara sendiri.
Atas dasar kepercayaan korban membeli 1 unit mobil dengan cara kredit yang mana mobil tersebut di operasikan oleh ikhfit untuk operasional usaha dengan sistem setor.
Beberapa bulan berjalan usaha ini kandas. Ibu Ida tdk lagi menyanggupi pembayaran cicilan mobil. Sehingga demi menjaga nama baik ibu Ida menghubungi ikhfit dan menyampaikan bahwa ibu Ida sudah tidak sanggup lagi bayar cicilan dan ingin mengembalikan mobil tersebut kepada pihak leasing.
Naas, niat baik ibu Ida disambut tidak baik oleh sipelaku. Kemudian sipelaku menghubungi temannya (panggil saja abba) dan membuat skenario.
Pelaku menjual mobil ibu Ida lewat perantara “abah” tanpa izin dan tanpa sepengetahuan ibu Ida.
Kepada abah sipelaku mengatakan bahwa mobil tersebut adalah miliknya (ikhfit) dan dikredit atas nama ibu Ida (korban)
Bak gayung bersambut, “abah” menyambut baik niat sipelaku dan memasarkan mobil tsb kepada temannya tanpa perduli bagaimana asal usul mobil tersebut. Hingga akhirnya mobil tersebut berpindah tangan dan ibu Ida sama sekali tidak mengetahui keberadaan mobil tersebut dan kepada siapa mobil tersebut dijual. Bahkan ikhfit (pelaku) memblokir nomor telepon ibu Ida.
Sebelumnya,Kepada ibu Ida ikhfit sempat mengirim pesan WhatsApp yang isinya ialah “mpo mobil saya titipkan ke abah angkat” dan memberikan nomor hp abah ke ibu Ida.
Ketika ibu Ida coba menghubungi “abah” dengan santai abah menjawab bahwa ikhfit sudah keluar negri dan mobil sudah dioper ke temannya (abah)
Hingga saat ini belum ada tanda-tanda itikad baik dari ikhfit (pelaku) ataupun abah (rekan pelaku)
Siapakah “abah” ini.?
Siapapun orangnya ibu Ida dan keluarganya berinisiatif akan membawa kasus ini ke jalur hukum atas dugaan penipuan dan penggelapan.
Pihak keluarga berharap masalah seperti ini dijadikan pelajaran oleh masyarakat luas. Bahwa krisis kepercayaan kepada siapapun perlu dilakukan agar dapat mengurangi kemungkinan negatif yang bisa saja terjadi dikemudian hari.
((Fajar))