“Oknum” instansi BPS DIDUGA melakukan pelecehan profesi wartawan..!!
Lensafakta.com. SITUBONDO, – Juhari , Seorang jurnalis senior dari media online mengaku dilecehkan profesi nya sebagai pewarta oleh Dyah Anisa , Oknum Kasubag Umum di lingkungan instansi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Situbondo. Kamis, (06/07/2023).
Dugaan pelecehan terhadap profesi jurnalis itu terjadi, ketika Juhari melakukan konfirmasi pemberitaan terkait dengan pelatihan petugas pengolahan ST2023 BPS, yang diduga pesertanya mengalami gejala keracunan akibat ditengarai menyantap hidangan saat melaksanakan kegiatannya di hotel Rosali beberapa hari lalu.
“Dengan nada ketus, dia mengatakan itu bukan tanggungjawab BPS, tapi tanggungjawab Rosali (hotel). Saya kemudian menaikkan berita, tanpa mengurangi dan menambahi dari apa yang dikatakan ibu tersebut (Dyah Anisa),” kata Joe, panggilan akrab Juhari.
Dilanjutkan nya, “Saya merasa dilecehkan, karena saya sudah bertanya dengan sikap baik, dengan adat ketimuran, tapi dia langsung dengan nada tinggi menuduh saya tanpa melakukan 5W+1H. Padahal dalam menggali informasi itulah nanti yang akan menjadi 5W+1H,” jelasnya.
Bahkan, Joe mengalami ketersinggungan atas sikap Dyah Anisa terhadap dirinya. Menurut penilaiannya, oknum berpendidikan tinggi tersebut tidak punya etika dalam berkomunikasi dengan baik.
“Sikap seorang Kasubag yang sudah saya yakini memiliki pendidikan tinggi, tapi anehnya kenapa Kasubag BPS ini dia tidak punya etika komunikasi yang baik,” tandas wartawan asal Panarukan itu.
Untuk selanjutnya, Joe mengaku akan segera berkoordinasi dengan perusahaan dan Pimred nya, sekaligus membahas permasalahan ini dengan organisasi jurnalis yang telah menaunginya.
“Jika kemudian Pimred mengijinkan saya untuk melaporkan secara hukum dugaan pelecehan terhadap jurnalis, akan saya lakukan pelaporan ke pihak berwajib,” tutup Joe dengan nada kesal.
Di lain pihak, ketika Dyah Anisa dikonfirmasi melalui nomor WhatsApp nya, ia mempersilahkan kedatangan awak media untuk hadir ke kantor BPS.
“Monggo kita tunggu rawuhnya di kantor untuk teman-teman pers njih,” tutur Dyah Anisa.
Namun ketika pewarta media ini siap akan merapat ke kantor BPS, pihaknya dalam beberapa saat membalas jika jam kantor sudah pulang.
“Jam pulang mas. Saya persiapan juga dengan bukti-bukti pelaporan saya mas. Mohon maaf sebesar-besarnya njih mas Agung. Ngapunten,” sambungnya.
Walaupun demikian, awak media mencoba mengkonfirmasi kembali secara kooperatif, agar diperoleh hasil penulisan yang berimbang dan memperoleh statement pembelaan dari yang bersangkutan.
“Siap mas. Saya siap kerjasama. Monggo katuran ke kantor besok njih mas. Ini tadi waktu saya banyak terpakai di Rosali dan dipanggil untuk urusan pekerjaan yang tadi terbengkalai. Mohon maklum,” pungkas Dyah Anisa.
(Bersambung)
(Tim/Red)